Kamis, 25 Mei 2017

TAYUB MBLORO

      Yok Tayuban Karo Wong Mbloro

     Tayuban merupakan kesenian yang sangat dominan dengan tarian-tarian penari yang sangat teratur dan para penabuh gendang yang mengiringi iramanya dengan  serempak sehingga terciptanya kesenian yang sangat dinamis dan sangat indah untuk di saksikan. Seni Tayuban mempunyai arti tersendiri yaitu Tayub, tayub menurut bahasa artinya "ditoto guyub" dan dalam seni ini sangat dalam pelaksanaannya, arti kental disini adalah dalam proses kesenian tayuban tidak pernah berubah sejak dulu hingga sekarang, jadi tidak ada perbedaan dalam proses pelaksanaannya tidak  ada yang berbeda dari dulu.

     Pemain atau pendukung pertunjukan tayub terdiri atas Joged (penari perempuan), Pengarih atau Pramugari, Pengibing, Pengguyub, dan Pengrawit atau Panjak. Joged adalah sebutan untuk pemain perempuan dalam pertunjukan tayub di Kabupaten Blora. Joget berperan sebagai penari yang menjadi daya tarik pertunjukan tayub agar penonton tertarik untuk berpartisipasi menari dengan bertindak sebagai pengibing. Sebutan pengarih di Blora untuk menunjuk pada seseorang yang bertindak sebagai pengatur kelancaran pertunjukan tayub dengan menyampaikan sampur kepada para pengibing. Pengrawit bertugas untuk menabuh gamelan untuk mengiringi pertunjukan tayub.

     Bentuk pertunjukan tayub di Blora apabila dicermati dapat dibedakan menjadi dua gaya, yaitu gaya Kulonan (Todanan dan sekitarnya) dan gaya Wetanan (Jepon, Jiken dan sekitarnya). Gaya wetanan penampilannya lebih erotis dan sensual, yang ditandai dengan gerak joged yang lebih banyak gerak geyol pinggul, dada, disertai kerlingan mata. Selain itu masih dilakukan kebiasaan memberi imbalan uang dengan cara diselipkan di sela kemben yang disebut suwelan. Sedangkan gaya kulonan, lebih mengarah gaya Surakarta atau cengkok kesepuhan, yang lebih mengutamakan ricikan kendang.

     Dalam Seni Tayub ini, sifat kekeluargaan dan persaudaraan sangat dijunjung tinggi jadi salah satu manfaat dari kesenian ini adalah mempererat tali persaudaraan dan kekeluargaan masyarakat Blora. Biasanya kesenian tayub akan dilaksanakan pada saat menerima tamu-tamu besar dan terhormat serta para wanita yang menjadi penari akan menyerahkan sampur atau selendang yang dikenakan atas petunjuk pengarih, para tamu akan menari bersama dengan para penari. Tamu ini disebut juga "ketiban sempur" yang berarti orang yang akan diserahi sampur oleh para penari wanita.

Source : Buku Panduan Wisata Kabupaten Blora

Tidak ada komentar:

Posting Komentar